Jabar – Ternyata kisah hidup RA (22) tergolong pahit. Mahasiswi
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, Jawa barat
(Jabar) ini berasal dari keluarga miskin.
Kepala Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), Dadung Gozali
mengatakan, saat menjalani sidang kode etik yang berujung kepada
pemecatan dirinya, RA menceritakan semua kisah hidupnya.
RA mengaku kuliah di UIN Bandung merupakan cita-citanya sejak dulu.
Meski berasal dari keluarga miskin, namun ia ingin merasakan bangku
kuliah dan lulus sebagai sarjana.
Ia kemudian dibantu seseorang laki-laki, dibawa ke Bandung. Pria yang
sejauh ini masih misterius itulah yang kemudian mendaftarkan RA di UIN
Sunan Gunung Djati.
Hingga tahun kedua masa kuliahnya, RA masih dikagumi mahasiswa lain.
Meski memiliki wajah cantik dan pintar, RA tak malu berjualan keripik di
kampus.
Rekan-rekan RA bilang, hasil jualan keripik itu digunakan untuk biaya
hidup dan biaya kuliah. Pasalnya, orang tuanya di kampung tak pernah
mengiriminya uang.
“RA bilang orang tuanya sangat miskin, untuk makan sehari-hari saja
susah, jadi tak mungkin mengiriminya uang,” ujar rekan sekelas RA,
Minggu (15/2/2015).
Rekan RA mengatakan, semua keripik yang dijual RA selalu habis. “Ada
yang beli karena kasihan lihat RA, tapi keripiknya memang enak kok, jadi
laris. Dibawa tigas tas pun pasti habis terjual,” katanya lagi.
Tapi sejak semester IV, RA tak lagi berjualan keripik. Rekan-rekannya
pun heran. Apalagi belakangan penampilannya lebih ‘wah’ dari
sebelumnya. Semuanya pun terkejut setelah setahun kemudian, mereka
mendengar kabar RA beralih profesi dari penjual keripik menjadi ayam
kampus. “Pastilah kami semua terkejut,” ujarnya. (msc)