Cerita Mistis kali ini membawakan kisah nyata orang luar negeri yang belum pernah mendengar mengenai “Jailangkung” atau kadang disebut juga jelangkung. Nah mengapa menarik, karena dia adalah seorang atheis , tidak pernah mendengar kisah jailangkung sebelumnya dan mencoba mencari jawaban mengenai hal itu.
Saya seorang atheis. Saya tidak percaya hal-hal takhyul sama sekali. Namun kali ini saya mendengar cerita-cerita aneh tentang hantu ini. Mungkin dari kalian bisa bantu saya menjelaskan secara ilmiah mengapa bisa begitu?
Sebelum saya memulai cerita, saya harus tekankan satu hal, bahwa orang yang menceritakan ini adalah orang yang tidak pernah membohongi saya. Mereka adalah ayah dan paman saya.
Jadi ayah saya bercerita ketika masa dia di SMA, dia dan paman saya mencoba berkomunikasi dengan roh menggunakan satu metode yang mereka baca di stau buku. Pengarang buku ini menjelaskan dia melihat metode ini di Indonesia.
Jadi mereka membawa sebuah keranjang. Mereka kemudian menggambar wajah manusia di atas kertas, dan menempelkan kertas itu di dasar keranjang. Mereka kemudian ambil pulpen dan menusuk tembus kertas dan keranjang. Sekarang kertas dan keranjang menyatu bersama pulpen dengan ujung pulpen mengarah ke bawah.
Mereka kemudian mengambil satu kertas lagi, dan meletakkannya di dasar dengan ujung pulpen menyentuh kertas ini. Ayah dan paman memegang keranjang dan mulai membacakan kalimat atau mantra tertentu.
Di sinilah kejadian anehnya. Seiring dengan mantra, keranjangnya akan terasa berat. Setelah selesai membacakan mantra tersebut mereka mulai memanggil roh dan memberikan pertanyaan. Keranjangnya akan bergerak menulis jawaban di atas kertas tersebut.
Ini benar-benar janggal. Namun, menurut saya, entah ayah atau paman yang menggerakkan keranjang dan meyakinkan yang lainnya bahwa memang keranjang itu bergerak sendiri. Dan karena kejadiannya sudah lama, dia jadi lupa, dan benar-benar mengira memang terjadi.
Ayah saya sudah 50 tahun lebih dan paman saya lebih tua sedikit dari ayah. Saya tidak yakin apakah mungkin memori orang pada usia demikian mulai berkurang hingga sesuatu yang palsu dianggap nyata.